Rabu, 01 Oktober 2014

Sudah Gunakan Mesin Pertanian Sejak Tahun 70-an


Bersama tetuha Banjar di Bagan Serai, Negeri Perak Darul Ridzuan, Malaysia.

Mengunjungi Bagan Serai, Bertemu Kulaan Banjar di Malaysia

Berdagang dan bertani padi merupakan usaha urang Banjar di Malaysia sejak awal kedatangan mereka di Bagan Serai, Negeri Perak.  Namun ternyata, usaha pertanian padi Urang Banjar di sana, sudah lebih maju dibanding petani di banua.

Wilayah Bagan Serai dibelah oleh jalan besar yang di kanan kirinya adalah pemukiman warga.  Dibelakang pemukiman tersebut terhampar sawah seluas mata memandang.  Orang Banjar di sana punya istilah sendiri untuk kawasan persawahan, yakni bandang.
“Memang bahasa Banjar di sini ada beberapa istilah yang tidak dikenal orang Banjar,” ujar H Yusuf bin H Omar (75) tokoh masyarakat Banjar di Bagan Serai.
“Samseng, tahulah ikam?” ujarnya bertanya kepada wartawan koran ini. “Artinya buntat, jagau,” ujarnya tertawa.
Yusuf pun mengakui, sekarang banyak budaya banua yang mulai ditinggalkan generasi Banjar di Bagan Serai.  Salah satu diantaranya adalah kemampuan beladiri tradisional Banjar, Kuntau. “Waktu kami muda, dulu disini banyak perguruan Kuntau,” ujarnya.
Kebiasaan membawa senjata tajam pun masih menjadi tradisi warga Banjar pada masa itu. Sampai-sampai, perempuan Melayu pun takut menikah dengan lelaki Banjar.  Namun ujar Yusuf, hal itu sekarang sudah tidak terjadi lagi. “Sekarang sudah membaur, orang Banjar pun tidak hanya menjadi petani, banyak yang jadi polisi, guru, sampai DO (distrik officer, setingkat bupati, Red),” ujarnya.
Kalaupun tetap menjadi petani, cara mereka pun sudah lebih maju. Petani di Bagan Serai tidak lagi melakukan aktivitas pertanian tradisional.  Mulai menanam sampai memanen, dilakukan oleh mesin.
“Penggunaan mesin-mesin itu sudah sejak tahun 70-an atau sudah 30 ke 40 tahun yang lalu,” terang ujar H Sulaiman bin Zarmil (75) kepada Radar Banjarmasin.
Dengan begitu, satu keluarga petani di Bagan Serai, rata-rata menggarap 1-2 hektare lahan.  “Dulu pemerintah yang membuat irigasi, dengan alat-alat berat, kemudian setiap keluarga mendapat pembagian tanah untuk digarap,” ujar H Sulaiman. 
Bagaimana menanam padi dengan mesin? H Sulaiman pun memberikan gambaran, benih padi disebar diatas media tanah diatas plastik, kemudian setelah tumbuh, benih yang menjadi bibit padi tadi digulung dan dimasukkan ke dalam mesin.  Sehingga petani tinggal menjalankannya.  Penggunaan mesin juga dilakukan untuk pemupukan, penyemprotan dan panen.
“Ketika panen, sawah dikeringkan, truk pemanen langsung membabat padi dan memasukkannya dalam wadah penampungan.  Setelah itu langsung dibawa ke pabrik pengolahan untuk dirontok,” terangnya.
Karena sangat terbantu dengan penggunaan mesin-mesin tersebut, akhirnya para petani di sana masih mempunyai waktu banyak untuk menjalankan usaha lain.  Sehingga orang-orang Banjar di Bagan Serai pun dikenal gemar berbisnis.  Seperti apa bisnis mereka, nantikan kelanjutan catatan ini pada edisi besok. (bin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar