Rabu, 01 Oktober 2014

Jadi Ahli Parlimen, Timbalan Menteri sampai Mufti Kerajaan

Mengunjungi Bagan Serai, Bertemu Kulaan Banjar di Malaysia

Tradisi merantau bagi Urang Banjar memang tidak sekental orang Minangkabau.  Tapi sebenarnya, cukup banyak orang Banjar yang pergi merantau sampai ke luar negeri, hingga menetap dan membentuk perkampungan Banjar.  Salah satunya adalah di Bagan Serai, Distrik Kerian, Negeri Perak Darul Ridzuan, Malaysia.

Sebelum sampai ke Bagan Serai, untuk menemui Kulaan Banjar –istilah untuk komunitas Banjar- di Malaysia, wartawan Koran ini memulai perjalanan dari Banjarmasin menuju Balikpapan.  Berangkat Selasa (26/11) dengan maskapai Lion Air pukul 19.20 Wita dari Bandara Syamsudin Noor, setelah 50 menit penerbangan, tiba di Bandara Sepinggan Balikpapan, pukul 20.10 Wita.  Besok hari, pukul 17.10 penerbangan dilanjutkan dari Bandara Internasional Sepinggan Balikpapan menuju Kuala Lumpur.  Penerbangan dengan maskapai Air Asia ini berlangsung selama 2 jam 40 menit.  Keberangkatan wartawan koran ini, bersamaan dengan rombongan besar Kaltim Post (grup Radar Banjarmasin) yang terbang ke Malaysia untuk mendukung Timnas Indonesia di AFF Cup 2012. 
Dari bandara, perjalanan di lanjutkan menuju Prince Hotel Kuala Lumpur sekitar 65 kilometer dengan waktu tempuh sekitar satu jam.  Untungnya, sepanjang jalan yang dilewati mulus dan lebar, sehingga tidak ada hambatan. Di kiri kanan jalan, tampak hamparan kelapa sawit dan rute ini juga melewati stadion Bukit Jalil.  Setelah menginap satu malam di kamar seharga 500 Ringgit Malaysia (sekitar Rp1,7 juta) keesokan harinya Radar Banjarmasin bertemu dengan orang Banjar yang menjadi Ahli Parlimen (Anggota Parlemen, Red) Malaysia, Yang Berhormat Haji Mohsin Fadzli bin Haji Samsuri dan putranya Mohamad Shukri Fadzli bn Mohsin Fadzli di salah satu restoran China di kawasan menara kembar Petronas, ikon Malaysia. 
Seperti pernah diberitakan Radar Banjarmasin (6/11/2012), Mohsin dan putranya pernah berkunjung ke Redaksi Kaltim Post di Samarinda.  Ia juga sahabat karib Chairman Kaltim Post Group (KPG) yang juga Direktur Radar Banjarmasin H Zainal Muttaqien.
“Ulun minta maaf, kita batamuan di sini, soalnya berapa hari ini ada terus mansyuarat (Rapat, Red) sampai besok, Sabtu ada lagi majelis perkawinan keluarga,” ujar pria kelahiran Bagan Serai, 30 November 1945 ini kepada Radar Banjarmasin.
Sekadar diketahui, saat wartawan Koran ini berkunjung ke Malaysia, suasana di Kuala Lumpur memang sedang disibukkan dengan berbagai agenda politik, diantaranya Persidangan Perhimpunan AMNO, partai penguasa di Malaysia saat ini. 
Mohsin sendiri, merupakan salah satu orang Banjar yang mengangkat nama banua Banjar di Malaysia.  Meski bukan dicalonkan partai penguasa, ia terpilih sebagai wakil dari daerah Bagan Serai yang mayoritas penduduknya memang orang Banjar.  “Dari sekitar 300 ribu penduduk Bagan Serai, 90 persennya urang Banjar, 10 persennya campuran, maksudnya keturunan urang Banjar yang kawin dengan orang Melayu, China atau India,” tambahnya.
Sebagai anggota dewan, Mohsin pun dikenal dengan baik, oleh masyarakat Bagan Serai.  “Sidin sebenarnya bukan orang politik, tapi karena kami ingin ada Urang Banjar yang mewakili di parlemen, kami dorong untuk jadi calon, dan ternyata beliau terpilih, bahkan suaranya melebihi politisi yang lebih senior,” ujar Haji Jamaludin Bin Asaari, keturunan Banjar yang menjadi pensyarah (dosen) di Fakultas Bahasa Universitas Sultan Idris Malaysia yang ditemui Radar Banjarmasin keesokan harinya di Bagan Serai.
Mohsin terpilih menurut Jamaludin, karena ia memenuhi tiga kriteria yang diminta warga Bagan Serai, yakni orang Banjar, anak tempatan (putra daerah) dan agamanya bagus.  Ia juga lama menjadi Setia Usaha (Sekretaris, Red) di Pertubuhan Banjar Malaysia.
Dan ternyata, menurut Mohsin, ia tidak sendirian di parlemen, ada delapan orang keturunan Banjar menjadi ahli parlemen.  Bahkan mereka juga dipercaya untuk menjabat posisi penting di kabinet pemerintah.
“Ada Dr Abdul Latiff bin Ahmad yang menjadi Timbalan Menteri Pertahanan, timbalan itu semacam wakil,” tambahnya.
Kemudian Dr Puad Zarkashi, Timbalan Menteri Pelajaran Malaysia.  Selain itu banyak juga orang Banjar yang terkenal sebagai ulama, diantaranya Mufti Kerajaan Perak, Tan Sri Harussani Zakaria. 
Seorang keturunan Banjar yang juga tidak melupakan tanah banyu nenek moyangnya adalah Prof Dr Haji Mohd Basyaruddin Abdul Rahman, dosen di Universitas Putra Malaysia.  “Waktu tahu saya dari Kalimantan, dosen saya Prof Basya bilang kalau kakeknya dari Banjar, dia salah seorang Professor termuda di UPM,” ujar Akbar Ciptanto, mahasiswa S3 UPM asal Samarinda, Kaltim yang ditemui Radar Banjarmasin Sabtu (1/12).
Sementara itu, meski baru pertama kali bertemu dengan Mohsin, wartawan Koran ini benar-benar merasakan penyambutan hangat penuh kekeluargaan.  Ia pun menghiasi percakapan dengan melontarkan candaan khas Banjar.  “Urang Banjar mulai bahari harat olahraga,” ujarnya.
Kok bisa? “Iya, kalau lomba lari, ada delapan orang.  Coba, kalau satu orang, itu saurangan, dua orang, bedua, nah kalau delapan orang, itu balapan, iya kalo,” ujarnya tertawa. 
Tak terasa, waktu pun hampir tiga jam berlalu.  Karena ia harus kembali menghadiri persidangan, perjumpaan pun harus segera diakhiri.  Namun sebelumnya, Mohsin Fadzli menghubungkan wartawan koran ini dengan Haji Jamaludin, urang Banjar berikutnya yang akan ditemui wartawan Koran ini di Bagan Serai dan ia yang akan menceritakan, bagaimana ceritanya sampai terbentuk komunitas Banjar di daerah tersebut.  (bin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar