Berbagi kisah bersama H Jamaluddin (kanan) dan H Sulaiman (dua dari kanan).
|
Mengunjungi
Bagan Serai, Bertemu Kulaan Banjar di Malaysia
Urang Banjar
di Bagan Serai gemar berbisnis, meski rata-rata berlatar belakang petani, tapi
mereka juga menekuni berbagai bisnis.
Para orang tua pun mewariskan bakat entrepreneur mereka kepada anak-anaknya.
Pada edisi
terakhir catatan dari kunjungan Radar Banjarmasin ke kampung Banjar di
Malaysia, tepatnya Bagan Serai, Distrik Kerian, Negeri Perak Darul Ridzuan,
beberapa orang Banjar yang ditemui selalu antusias bercerita tentang usaha atau
berbagai peluang bisnis. Ketika
berkenalan pun, mereka akan memberikan kartu nama yang menunjukkan, apa bisnis
mereka. Beberapa diantara mereka pun
berani memulai usaha dengan menjual produk baru.
Pertama
adalah Mohd Shukri Fadzli bin Mohsin Fadzli, dari namanya diketahui, ia adalah
putra dari Ahli Parlimen Malaysia asal Bagan Serai. Saat ini Shukri menggeluti usaha agribisnis
tanaman stevia, tanaman pemanis asal Paraguay dan Brazil.
“Kami
menanam 12.000 batang stevia dalam polybag, produk olahannya berupa pemanis
alternatif yang aman untuk penderita penyakit gula, karena dia zero calorie,”
ujar pria muda ini.
Saat
wartawan Koran ini mengunjungi Malaysia pekan lalu, Shukri pun tengah mengikuti
pameran di MAHA, Serdang, Negeri Selangor. “Kalau kita ingin ekspor ini ke
Indonesia, kira-kira bagaimana prosedurnya, apakah bisa langsung di kirim ke
Banjar,” ujarnya.
Pebisnis
Banjar kedua adalah Haji Jamaludin Bin Asaari, pria yang menemani Radar
Banjarmasin sepanjang kunjungan di Bagan Serai, sejatinya adalah seorang
dosen. Namun ia sengaja mengambil jam
mengajar penuh di akhir pekan, agar masih bisa menekuni kegiatan lain. Memang, pria ramah ini punya banyak kesibukan
diluar rutinitas mengajar, seperti pernah ditulis sebelumnya. Selain itu, ia masih sempat mengurus bisnis.
“Ini namanya omega, oesaha menambah gajih,” ujarnya tertawa.
Menunjukkan
tumpukan kardus Jerslin Oil di rumahnya.
“Ini minyak aromaterapi dengan berbagai khasiat yang menyehatkan. Dibuat dari tanaman herbal, diantaranya minyak
zaitun, bunga matahari, bijan dan habbatussauda. Nanti boleh coba,” ujarnya
berpromosi.Minyak ini pun menurutnya sudah diekspor sampai ke Indonesia.
“Kemarin kita kirim lewat Jakarta nilainya hampir Rp1 miliar,” terang
Jamaludin.
Haji
Jamaluddin menjalankan bisnisnya dibantu salah seorang putrinya, Nor Syafaah,
Mahasiswi Universitas Sains Malaysia. Fakultas Bahasa Literasi dan Terjemahan -
Inggeris dan Mandarin.
Dari rumah
Jamaludin, wartawan Koran ini diajak menemui H Sulaiman bin Zarmil (75), pria
kaya pengalaman ini dikenal memiliki putra-putri yang sukses dalam
berbisnis. H Sulaiman sendiri sejatinya
adalah petani padi. Sambil bercerita, ia
pun mengajak Radar Banjarmasin untuk bersantap malam di warung samping
rumahnya. Menu ayam barampah dan segelas
teh tarik pun disuguhkan dengan segera. “Yang buka warung ini orang Banjar jua,
dia baru buka warung beberapa hari,” ujar Sulaiman.
Dalam
perjalanan hidupnya, H Sulaiman mengaku pernah berkongsi untuk berbisnis, namun
dalam perjalanannya usaha tersebut ambruk. “Pernah membangun syarikat
(perusahaan) bongkar muat, ternyata gagal,” ujarnya.
Padahal
untuk modal usaha tersebut ia sudah menggadaikan semua hartanya, termasuk tanah
dan rumah. Beruntung usaha tersebut bisa
di ambil alih orang lain yang kemudian menjalankannya dengan sukses. Sehingga
hartanya yang tergadai bisa selamat.
Ia pun
pernah berbisnis batubara, ternyata juga tidak berhasil, yang ada modalnya
sekitar 300.000 ringgit ambles. Namun
semua itu tinggal cerita, sekarang setidaknya ia sudah bisa menikmati hari tua
dengan tenang, menghabiskan waktu dengan menjadi pengurus Masjid Al Athar. Karena sekarang anak-anaknya sudah menjadi
pengusaha sukses.
“Yang punya
stasiun pengisian bahan bakar Petronas di Bagan Serai ini anak beliau, anak
kedua H Syafrudin, peternak ayam besar, punya enam kandang. Satu kandang 20 ribu ekor,” ujar Jamaludin
menambahkan. “Coba lebih lama di sini, kita bisa jumpa Kulaan Banjar yang
menjadi Distrik Officer (setingkat Bupati, Red) di Kerian,” tambah Jamaludin.
Demikianlah,
urang Banjar di Bagan Serai Malaysia, meski jauh dari banua, tapi tetap
mempertahankan identitas Banjar mereka, memelihara semangat beragama, kompak
dan kada bacakut papadaan, mereka juga mampu menunjukkan, bahwa urang Banjar
adalah pekerja keras dan bisa sukses, meskipun berada di perantauan. ***